hari ini terbit tak untuk melupakan yang kemarin terjadi
dongeng yang kita sukai adalah yang paling keren
ketika ingatan kita mengikuti si kancil menginjak tanah dongeng untuk menyapa sang harimau. dengan lincahnya pikiran kita ikut melompat lompat di atas punggung buaya yang sedang menikmati permukaan telaga. wah alangkah gesitnya si kancil. amat mengagumkan bukan?
jika suatu saat nanti-akan terucap pertanyaan seperti ini pada saya
"siapakah yang mengajarkan anda menjadi orang yang gesit?"
"si kancil"
si kancil yang cerdas telah melatih saya yang sempat menikmati pengalamannya. meski tak menungganginya. setiap dongeng yang kita nikmati adalah rintangan bagi si kancil. dia semakin keras berlari oleh pikiran kita. seperti takdir kita ini yang hadir bersama hal rumit yang hadir begitu saja. memaksa kita untuk tidak diam menikmati dentuman waktu. kita masih berhutang budi pada si kancil mewariskan kelincahannya.
barangkali bayangan si kancil masih hidup. bersembunyi dalam imajinasi kita. yang tak pernah saya duga di sana ada ladang luas. dan lebih curiga lagi saya curiga dengan memori otak orang Indonesia yang teramat gesit seperti bapak Dahlan Iskan dan Jokowi. jangan-jangan mereka dikendalikan oleh si kancil dari bawah alam sadarnya.lha?
keduanya adalah orang yang amat lincah dan mantab dalam melangkah. seolah olah semua jalan yang akan mereka tempuh sudah diperiksa. dengan riangnya keputusan yang dewasa selalu sempat menciptakan simpatik dan membuat rizeki seolah terjatuh begitu saja dari langit. mereka mungkin sudah dibulir di perut dongeng si kancil beberapa tahun lamanya. sehingga pemikiran mereka bisa bergerak secepat itu.
semoga saya tidak berbohong dengan mengatakan si kancil adalah dongeng yang menghipnotis watak orang Indonesia yang cerdas dan lincah. tidak licik. banyak diantara saya yang tidak salah, tapi licik.
0 komentar:
Posting Komentar